/* http://gubhugreyot.blogdetik.com */

#outerCircleText { font-weight: bold; font-family: cursive; color: #0000cc; position:absolute; top:0; left:0; z-index:99999; } #outerCircleText div { position: relative; } #outerCircleText div div { position: absolute; top:0; left:0; text-align:center; }

Selasa, 29 November 2011

PERANAN DOKTER DAN PASIEN BESERTA CONTOHNYA



Ciri Peranan Dokter & Pasien

1. Terbatas Dan Universal
2. Permanen Dan Temporer
3. Atasan Dan Bawahan
4. Sukarela Dan Non Sukarela
·         Terbatas Dan Universal
Bahwa pada setiap masyarakat, ada sejumlah orang yang diakui dapat menyembuhkan penyakit tapi amat terbatas, sebaliknya setiap orang wajar dapat jatuh sakit sehingga menjadi pasien.
Peranan pasien adalah universal
Peranan penyembuh sangat terbatas
·         Permanen Dan Temporer
Bagi banyak penyembuh, peranan tersebut adalah sepanjang hidup sedangkan peranan sebagian besar pasien bersifat temporer.
·         Atasan Dan Bawahan
Menggambarkan hirarki antara yg menguasai dan yg mentaati yg dlm tiap masyarakat menandai hub. dokter & pasien Penyembuh adl yg bertugas. Bertanggung jawab utk membuat keputusan & mengambil tindakan Pasien berada dlm posisi pasif. Berkewajiban utk mengikuti instruksi dari penyembuh
·         Sukarela Dan Non Sukarela
Peranan pasien bersifat non sukarela. Penyakit dipandang sebagai hal yang non sukarela & tidak diinginkan Masyarakat non barat peranan penyembuh adalah juga non sukarela dimana sesuatu yang dipaksakan kepada individu yang semula menolak oleh roh-roh yang memberi kekuatan
Di berbagai situasi lain, peranan penyembuh adalah sukarela dimana sesuatu yang secara aktif dicari oleh orang-orang yang secara sadar menjadi pilihan mereka
Relasi pasien-dokter
Hubungan relasi antara dokter dan pasien yang timbul pada ruangan praktik
Relasi pasien dan dokter adalah proses utama dari praktik kedokteran. Terdapat banyak pandangan mengenai hubungan relasi ini.
Pandangan yang ideal, seperti yang diajarkan di fakultas kedokteran, mengambil sisi dari proses seorang dokter mempelajari tanda-tanda, masalah, dan nilai-nilai dari pasien; maka dari itu dokter memeriksa pasien, menginterpretasi tanda-tanda klinis, dan membuat sebuah diagnosis yang kemudian digunakan sebagai penjelasan kepada pasien dan merencanakan perawatan atau pengobatan. Pada dasarnya, tugas seorang dokter adalah berperan sebagai ahli biologi manusia. Oleh karena itu, seorang dokter harus paham benar bagaimana keadaan normal dari manusia sehingga ia dapat menentukan sejauh mana kondisi kesehatan pasien. Proses inilah yang dikenal sebagai diagnosis.
Empat kata kunci dari diagnosis dalam dunia kedokteran adalah anatomi (struktur: apa yang ada di sana), fisiologi atau faal (bagaimana struktur tersebut bekerja), patologi (apa kelainan dari sisi anatomi dan faalnya), dan psikologi (pikiran dan perilaku). Seorang dokter juga harus menyadari arti 'sehat' dari pandangan pasien. Artinya, konteks sosial politik dari pasien (keluarga, pekerjaan, tingkat stres, kepercayaan) harus turut dipertimbangkan dan kadang-kadang dapat menjadi petunjuk dalam kepentingan membangun diagnosis dan perawatan berikutnya.
Ketika bertemu dengan dokter, pasien akan memaparkan komplainnya (tanda-tanda) kepada dokter, yang nantinya akan memberikan berbagai informasi tentang tanda-tanda klinis tersebut. Kemudian dokter akan memeriksa, mencatat segala yang ditemukannya pada diri pasien dan memperkirakan berbagai kemungkinan diagnosis. Bersama pasien, dokter akan menyusun perawatan berikutnya atau tes laboratorium berikutnya bila diagnosis belum dapat dipastikan. Bila diagnosis telah disusun, maka dokter akan memberikan ("mengajarkan") nasihat medis. Relasi pengajaran ini menempatkan dokter sebagai guru (Physician dalam Bahasa Inggris; berasal dari bahasa Latin yang berarti guru).
Relasi dokter dan pasien dapat dianalisa dari pandangan masalah etika. Banyak nilai dan masalah etika yang dapat ditambahkan ke relasi ini. Tentunya, masalah etika amat dipengaruhi oleh tingkat masyarakat, masa, budaya, dan pemahan terhadap nilai moral. Sebagai contoh, dalam 30 tahun terakhir, penegasan dan tuntutan terhadap hak otonomi pasien kian meningkat di dalam dunia kedokteran Barat.
Relasi dan proses praktik juga dapat dilihat dari sisi relasi kekuatan sosial (seperti yang dikemukakan Michel Foucault atau transaksi ekonomi. Profesi dokter memiliki status yang lebih tinggi pada abad lalu, dan mereka dipercaya untuk melakukan tindakan dalam kesehatan masyarakat. Hal ini membawa suatu kekuatan tersendiri dan membawa keuntungan serta kerugian bagi pasien.
Kualitas relasi pasien dan dokter sangat penting bagi kedua pihak. Saling menghormati, kepercayaan, pertukaran pendapat mengenai penyakit dan kehidupan, ketersediaan waktu yang cukup, mempertajam ketepatan diagnosis, dan memperkaya wawasan pasien tentang penyakit yang dideritanya; semua ini dilakukan agar relasi kian baik. Relasi kian kompleks di luar ruang praktik pribadi dokter, seperti pada bangsal rumah sakit. Dalam rumah sakit, relasi tak hanya antara dokter dan pasien, namun juga dengan pasien lainnya, perawat, pekerja dari lembaga sosial, dan lainnya.

Contoh-contoh
·         Seorang perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatannya mendapat kritikan karena terlalu lama menghabiskan waktunya bersama pasien. Perawat tersebut dapat mengatakan bahwa ia mempunyai hak untuk memberikan asuhan keperawatan yang terbaik untuk pasien sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya. Dalam hal ini, perawat tersebut mempunayi hak melakukan asuhan keperawatan sesuai denga kondisi dan kebutuhan pasien.
·         Seorang perawat menyarankan pada pasien agar tidak keluar ruangan selama dihospitalisasi. Pada situasi tersebut pasien marah karena tidak setuju dengan saran perawat dan pasien tersebut mengatakan pada perawat bahwa ia juga mempunyai hak untuk keluar dari ruanagan bilamana ia mau. Dalam hal ini, perawat dapat menerima tindakan pasien sepanjang tidak merugikan kesehatan pasien. Bila tidak tercapai kesepakatan karena membatasi pasien, berarti ia mengingkari kebebasan pasien.
·         Seorang perawat wanita yang bekerja dirumah sakit dapat mempergunakan seragam yang diiginkan (haknya) asalkan berwarna putih bersih dan sopan sesuai dengan batas-batas. Batas-batas ini merupakan kebijakan RS dan suatu norma yang ditetapkan perawat.
·         Hak pasien untuk memperoleh asuhan keperawatan, hak penduduk memperoleh air bersih, dan lain-lain.
·         Seorang wanita mempunyai hak legal untuk tidak diperlakukan semena-mena oleh suaminya.
·         Pasien mempunyai hak untuk pengobatan yang ditetapkan oleh dokter, tapi dia mempunyai hak untuk menerima atau menolak pengobatan tersebut.
.
·         Perawat mempunyai tugas untuk meyakinkan dan melindungi hak paisen untuk mendapatkan pengobatan
·         Semua pasien mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pengobatan dan perawatan.
·         Dibeberapa Rs, para penentu kebijakan mempunyai tugas untuk memastikan bahwa pemberian hak-hak asasi manusia dilaksanakan untuk semua pasien.
·         Apabila nama pasien tertunda dari jadwal pembedahan dengan tidak disengaja, pasien dikompensasikan untuk ditempatkan bagian tertas dari daftar pembedahan berikutnya (bila terjadi kekeliruan).


SUMBER
·         http://pusatpanduan.com/pdf/contoh-makalah-peran-dokter-di-rumah-sakit-pdf.html
·         id.wikipedia.org/wiki/Kedokteran
·         ejournal.umm.ac.id/index.php/.../304_umm_scientific_journal.doc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar